Strategi Air Asia Setelah Putus Hubungan Bisnis dengan Traveloka
Air Asia sebelumnya telah bekerjasama dengan Traveloka dalam hal penjualan tiket pesawatnya.
Akan tetapi kerjasama tersebut telah dihentikan.
Tak hanya dengan Traveloka saja, kerjasama dengan beberapa online Travel Agent juga terjadi.
Meski demikian, Air Asia tak gentar untuk meneruskan perjalanan bisnisnya.
Seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Direktur Utama PT AirAsia Indonesia Tbk, Dendy Kurniawan mengatakan, penjualan tiket dinaikkan lewat situs aplikasi dan website Air Asia.
Penjualan Lewat Situs Resmi Air Asia
Pemesanan online dapat dilakukan melalui situs resmi Air Asia justru akan menjadi strategi bisnis yang meningkatkan pembelian tiket langsung ke Air Asia.
Direktur utama tersebut mengklaim sampai bulan April tahun 2019 ini telah terjadi peningkatan pembelian tiket lewat situs resmi Air Asia.
Peningkatan tersebut tidak sedikit, katanya, peningkatan pembelian lewat situs resmi mencapai 60 persen.
Tools di dalam website pemasaran Air Asia resmi telah ditingkat menjadi semakin nyaman untuk user.
Pesan Online
Kini sedang dirancang pula bahwa situs resmi tidak hanya akan menyediakan tiket, tetapi kebutuhan lain juga ada.
Anda, dengan Air Asia situs bisa memesan hotel, sewa mobil, sampai booking restoran secara online.
Bahkan direncanakan dalam situs Air Asia nantinya akan ada tools penjualan tiket pesawat dari maskapai yang lain.
Tawaran Destinasi Wisata Unik
Peningkatan penjualan tiket ini didukung dengan penawaran maskapai Air Asia dapat menjangkau 300 destinasi wisata.
Air Asia mengklaim banyak destinasi wisata yang bisa dijangkau dengan Air Asia tidak dapat dijangkau oleh maskapai lainya.
Terkait rute baru, Air Asia berencana membuka hubungan ke lima di Lombok.
Sampai sekarang, Air Asia sudah bisa mengubungkan penumpangnya sampai ke Jakarta, Medan, Denpasar, dan Surabaya.
Jaringan baru nantinya diharapkan dapat meningkatkan perjalanan wisatawan, baik itu wisatawan asing maupun wisatawan dalam negeri.
Rencana penambahan rute ini dilakukan seiring dengan program pemerintah yang ingin mengandalkan pariwisata sebagai komoditi ekonomi utama.
Penambahan Rute Air Asia
Guna mendorong pemasukan dalam negeri melalui aset pariwisata, Air Asia pun melakukan rancangan penambahan rute.
Strategi ini juga termasuk ke dalam strategi marketing untuk mendongkrak pertumbuhan penerbangan Air Asia di dalam negeri.
Destinasi wisata adalah alat yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan penumpang, sebab saat ini ada banyak orang mengubah provesinya menjadi seorang traveller.
Apalagi, jenis profesi saat ini sudah tidak dapat ditentukan lagi oleh jenis dunia perkantoran.
Orang bisa bekerja di mana saja, termasuk juga mereview penerbangan, tempat wisata, hotel, sudah bisa mendatangkan uang.
Tentunya ini akan menambah para reviewer, youtuber, vlogger untuk melakukan perjalanan di dalam maupun ke luar negeri.
Target Penumpang Air Asia 2019
Sehubungan dengan targer penumpang, Air Asia menargetkan tahun ini bisa mencapai jumlah penumpang 8 juta orang.
Target tersebut naik hampir dua kali lipat dari tahun lalu yang jumlahnya mencapai 5,2 juta.
Guna mencapai target penumpang itulah, Air Asia juga tak segan menambah 5 unit pesawat baru untuk Air Asia.
Kini Air Asia memiliki sebanyak 29 unit pesawat penerbangan.
Strategi Modal Air Asia
Di samping menambah tools dalam strategi penjualan website marketingnya, Air Asia juga menambahkan pendanaan melalui mekanisme saham
Emiten penerbangan PT Airasia Indonesia Tbk (CMPP) sebelumnya telah berencana mencari dan tambahan dengan mekanisme penerbitan saham baru.
Air Asia hendak menerbitkan saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau rights issue.
Induk usaha maskapai Indonesia AirAsia di bulan April 2019 ini sudah memulai tahap seleksi.
Mereka melakukan seleksi sekurang-kurangnya 15 perusahana sekuritas.
Perusahaan-perusahaan yang tidak dapat disebutkan itu ditargetkan menjadi penjamin emisi (underwriters) dan penasehat investasi (advisor).
Pihak Air Asia berencana menggelar aksi korporasi penyeleksian Emiten secara resmi pada akhir kuartal III-2019 atau awal kuartal IV-2019.
Terkait dengan besaran jumlah saham baru yang akan dilepas ke pasar saham, pihak Air Asia masih belum mengungkapkannya.
Memang benar ada target yang diincar, tidak dapat diungkapkan sebelum waktunya termasuk dengan target dana yang diincar dari aksi korporasi.
Sekedar untuk menambah informasi, Rights issue kali ini merupakan tindakan yang diaundercover.co.id/l kedua kalinya oleh perusahaan maskapai penerbangan Air Asia.
Penjualan Saham Pertama Air Asia
Sebelumnya, Rights issue pertama dilaksanakan pada 30 November 2017.
Pada saat itu perusahaan pun masih bernama PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk.
Pembeli siaga pada moment Right issue pertama dibuka adalah PT Fersindo Nusaperkasa dan AirAsia Investment Ltd.
Perusahana Air Asia yang masuk ke Rimau kemudian mengubah nama perusahana menjadi menjadi Airasia Indonesia.
Per akhir 2018, saham Airasia dimiliki oleh Fersindo 49,66%, sedangkan Airasia Investment 49,25%, dan investor publik 1,09%.
Tujuan Right Issue Kedua
Keputusan melakukan penjualan saham kedua kalinya ini merupakan salah satu target untuk memenuhi batas minimal jumlah saham yang berbedar di publik.
Mengingat investor publik di Air Asia baru memegang 1,09 persen Saham CMPP, sedangkan batas jumlah saham kepemilikan publik seharusnya free float sebesar 7,5 persen.
Untuk saat ini setoran modal Fersindo Nusaperkasa dan AirAsia Investment selaku pembeli siaga telah dikonversi menjadi saham milik Air Asia Indonesia.
Total nilai investasi itu sebesar IDR 2,60 triliun, sementara aset total yang dimiliki Air Asia saham ini kurang lebih 13,65 miliar dari saham baru.
Di mana sebagian kepemilikan itu milik investor publik dengan nilai nominal per saham sebesar Rp 250.
Kerugian Air Asia
Tak dapat dipungkiri bahwa perusahaan besar seperti Air Asia juga dapat mengalami kerugian.
Seperti tahun 2018 lalu, Air Asia mencatatkan kerugian mencapai IDR 907, 29 miliar.
Total kerugian itu disebut-sebut jumlahnya mencapai dua kali lipat kerugian di tahn 2017 yang jumlahnya hanya IDR 512,64 miliar.
Faktor utama yang menyebabkan kerugian itu ialah beban biaya bahan bakar yang tinggi.
Meskipun pendapatan usaha perusahaan berhasil tumbuhl tumbuh 10,87% year-on-year (YoY) menjadi Rp 4,34 triliun, setelah dihitung total, perusahaan tetap mengalami kerugian.
baca juga
Cara Meningkatkan Penjualan Asuransi Dan Tiket Pesawat
Tiket.com, Peluang Bisnis Franchise Tiket Pesawat
Brand Jovian X Ria Miranda di Zalora
Strategi Pemasaran Website Marketing
Untuk itulah, tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan penjualan, website atau pun beragam situs resmi yang akan diluncurkan oleh Air Asia nantinya juga untuk meningkatkan pendapatan.
Dengan adanya peningkatan pendapatan maka, kerugian dapat ditutupi.
Layanan yang akan diandalkan oleh Air Asia ialah layanan penerbangan dan layanan travel online melalui aplikasi atau pun situs resmi Air Asia lainnya.
Tujuan travelling dapat anda tentukan jauh-jauh hari dan fasilitas hotel atau kendaraanpun dapat dipesan melalui aplikasi Air Asia itu sendiri.
Harapannya, pelanggan Air Asia tidak perlu berpindah tempat atau berganti aplikasi untuk memesan tiket dan akomodasi lainnya.
Jika layanan satu untuk semua ini berhasil diluncurkan, diharapkan layanan tambahan Air Asia ini bisa menjadi alternatif pilihan untuk warga dunia.