Arus Kas Jadi Acuan

undercover.co.id – Sudut Pandang investor , Arus Kas Jadi Acuan , Para venture capital (VC) masih melihat iklim startup di Indonesia tetap kondusif. Namun, Investor mulai melihat startup dari sudut pandang lain

Gonjang-ganjing pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang terjadi di dunia startup telah memunculkan pandangan pro dan kontra. Komentar datang tidak hama dan mereka yang berkecimpung di dunia ini, tapi juga dari pejabat tinggi negara hingga konglomerat.

Ada pendapat membela, tapi banyak pula yang menghakimi
Padahal, fanomena PHK adalah hal wajar dalam dunia bisnis. Ketika terjadi krisis moneter tahun 1998, banyak perusahaan yang harus mengurangi karyawan

Jumlahnya, mungkin mencapai jutaan orang karena tidak ada data pasti yang dibeberkan pemerintah saat itu Kondisi serupa terjadi ketika pandemi COVID-19 terjadi. Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, per 7 Agustus 2021, ads 535.305 orang yang terkena PHK Asumsi ini berdasarkan pada jumlah orang yang mengklaim Jaminan Hari Tua (JHT)

Artinya, bila mengacu pada dua fenomena tersebut, PHK yang terjadi di dunia startup masih terbilang kecil. Namun begitu, langkah efisiensi yang dilakukan para startup ini disorot karena faktor terbesamya bukanlah eksternal Tapi, dari sisi internal, dalam hal ini model bisnis startup yang harus melakukan scale up secara cepat dan eksponensial.


Menurut para venture capital (VC) kondisi yang terjadi pada startup saat ini bukan hanya karena model bisnis yang tidak tepat Alvin Cahyadi, VP of invesment AC

Ventures mengatakan, ada faktor ketidakpastian dari sisi pendanaan akibat kenaikan suku bunga The Federal Reserve atau The Fed, bank sentral Amerika Serikat.

Akibatnya, kapital yang sebelumnya murah menjadi mahal
Kenaikan suku bunga The Fad ini tidak lepas dari berbagai kondisi global, seperti konflik Rusia vs Ukraina. Lalu, kebijakan lockdown di banyak kota besar di China juga menimbulkan ock domino di Eropa dan Amerika Serikat Banyak perusahaan di dua kawasan tersebut sudah memangkas proyeksi pertumbuhan yang ujungnya terjadi perlambatan ekonomi


“Memerhatikan kenaikan suku bunga dari The Fed dan faktor-faktor lainnya, VC melihat ada valuasi yang harus disesuaikan. Bersamaan dengan itu ada perubahan paradigma VC, bergeser dari growth mindset menjadi cash flow mindset,” kata Alvin

Kemudian, terjadi perubahan pasar yang begitu cepat, antara saat pandemi masih tinggi dan ketika sudah mereds, Hal ini mendorong startup untuk mengambil langkah protektif supaya mereka bisa sampai pada titik atau level berikutnya.

Katakanlah, startup yang sudah mendapatkan pendanaan seri A karena mulai kesulitan dana sagar akibat faktor- faktor tersebut tadi, lalu melakukan efisiensi biaya supaya bisa bertahan sampai biss mendapatkan pendanaan seri B


Aldi Adrian Hartarto, Partner at Arise/VP of Invesment at MDI Ventures mengatakan
langkah para startup melakukan efisiensi ini justru sebagai bentuk tanggung jawab pada investor. Dengan kata lain, efisiensi in menunjukkan bila startup tersebut sudah mature dan prudent dalam menghadapi hal terburuk sekalipun. Berani mengambil risiko agar bisnis tetap jalan dan tumbuh

“Para startup yang melakukan efisiensi in bisa prioritizing langkah yang harus diambil agar tetap sustain. Selain itu, mereka juga menyadari bahwa winter is coming, jadi harus bersiap dari sekarang daripada nanti terjebak dalam kondisi yang malah mengharuskan melakukan efisiensi atau layoff jauh lebih banyak,” terang Aldi.

Tidak ada prediksi yang cukup akurat untuk menentukan apakah kondisi seperti sekarang ini berlangsung dalam jangka pendek atau panjang. Akan tetapi, yang pasti harus dilakukan oleh startup adalah lebih prudent. Artinya, model bisnis startup yang harus scale up dalam pertumbuhan sebelum mencapai profitabiltis tetap tidak berubah dan masih relevan

Hanya saja, menurut Alvin, sekarang ini tuntutan untuk meraih profit itu lebih cepat atau tidak perlu menunggu tercapainys skala ekonomi yang memungkinan startup meraih laba. Sebagai ilustrasi, kalau tahun keempat baru bisa merah pendapatan, sekarang pada tahun kedua atau ketiga sudah dituntut menghasilkan pendapatan

“Sekarang ini, tuntutan dari investor bukan hanya kemampuan scale up, tapi juga membuat cash flow positif. Sehingga persentase une economics semakin diperhatikan investor.

Bagaimana dari setiap penjualan ada marjin yang bisa disumbangkan untuk menutup operational expenditure (Opex),” terang Alvin. Beberapa VC, termasuk AC Ventures, sudah sejak lama menekankan tentang unit economics ini ke semua portofolio startup yang mendapatkan suntikan dana. Menganjurkan ka startup memiliki cash flow positif dalam setiap transaksi. Sekarang ini karena didorong oleh berbagai faktor global yang terjadi, membuat AC Ventures semakin tegas terkait unt economics tersebut.

baca juga


    Kualitas Produk

    Meski penekanan pada unit economics semakin kust, bukan berarti startup menghilangkan biaya pemasaran untuk akisisi konsumen. Biaya pemasaran untuk meraih pertumbuhan tetap ada, tapi bukan menjadi lokomotif atau bukan markating lad growth. Namun, cara berpikir yang tepat saat ini adalah product led growth.

    Dengan kata lain, lokomotif pertumbuhan bukan lagi pada marketing, tapi produk berkualitas.

    “Kalau startup memiliki produk yang bagus dan menciptakan nilai orang akan senang menggunakannya. Bahkan, tidak menutup kemungkinan akan mengajak orang lain untuk menjadi pengguna juga. Artinya, startup itu sudah punys product market ft.

    Dengan begitu. biaya pemasaran tidak akan terlalu besar, di siai lain secara produk sudah bisa mendorong pertumbuhan,” terang Alvin

    Menurut laporan DS/Innovate berjudul Startup Report 2021-202201, ada beberapa keuntungan yang menjadi daya tarik bagi pengguna menggunakan layanan atau produk dari startup. Manfaat paling tinggi yang dirasakan pengguna adalah memberikan kemudahan transaksi (84%), efisiensi waktu (82%), efisiensi biaya (72%), memberi solusi pada aktivitas sehari-hari (61%), dan membantu
    pengguna menjalankan bis(47%).


    Namun, dalam laporan itu juga terungkap ada beberapa kekurangan dari startup yang dirasakan oleh pengguna. Sekitar 52% responden mengatakan cakupan area layanan atau produk startup terbatas. Lalu, 49% mengaku kesulitan mencari informasi tentang yanan atau produk dari startup. Banyak juga yang menyebut bahwa layanan atau produk dari startup punya kekurangan dan bahkan merasa
    kesusahan untuk memahami cara kerjanya.

    Akibat dari kekurangan yang masih ada pada layanan startup tersebut, membuat (77%)
    Sekarang ini, tuntutan dari investor bukan hanya kemampuan scale up, tapi juga membuat cash flow positif. Sehingga persentase unit economics semakin diperhatikan investor.

    Alvin Cahyadi VP of Investment AC Vantures
    pengguna memutuskan beralih ke layanan serupa yang ditawarkan oleh startup lain. Bahkan, ada juga sebagian pengguna (1896) yang memilih kembali ke layanan non-digital Tapi, yang tetap satia juga relat masih banyak (42%)

    Sektor dan Pendanaan
    Mengacu pada perubahan paradigma VC pada model bisnis startup yang lebih cashflow mindset, berpengaruh juga pada pilihan sektor startup yang dinilai punya potensi paling tinggi melakukannya. Menurut pandangan MD Ventures, semua sektor punya potensi besar. hingga katika menanamkan modal atau berinvestas VC ini tidak melihat sektor startup sebagai parameter utama.

    Menurut Aldi apa pun sektornya, apabila MOI Ventures melihat karakter startup tersebut cocok dan sesuai, maka berpotensi mendapat suntikan dana Karakter tersebut, antara agility untuk melakukan penyesuaian dengan berbagai kondisi.

    “Terutama, startup yang secara nature melihat profitability sebagai sebuah option. Artinya, kalau ingin mengejar profic sekarang juga bisa, tapi kalau ingin mengejar pertumbuhan dulu juga bisa,” katanya.

    Karakter yang dilihat selanjutnya adalah startup yang mampu menghasilkan pendapatan atau pertumbuhan dengan dana investor yang tidak besar. Lalu, startup yang punya unt economics yang positif atau memiliki cash flow bagus. Selanjutnya, valussi dari startup tersebut yang sesuai dengan hitungan dalam financial metrics.

    “Kunci investasi kami adalah disiplin Jadi tidak secara agresit, tapi progresif,” tambah Ald , Jika melihat kondisi negara Indonesia yang merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk besar dan wilayah yang sangat luas tentu memiliki berbagai tantangan yang begitu kompleks.

    Namun, negara ini juga menyimpan berbagai potensi yang bisa berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Dengan melihat dus sisi tersebut, tentunya ada banyak sektor startup yang punya peluang.

    “Usaha kecil dan menengah punya peran besar bagi perekonomian Indonesia. Ini menjadi poin penting bagi kami dalam berinvestasi kata Alvin

    la melanjutkan, e-commerce menjadi salah sektor startup yang sudah terbukti mampu membantu UKM tumbuh. Memang, di negara ini sudah ada beberapa e-commerce raksasa, tapi tuntutan konsumen juga semakin kompleks. Sehingga peluang untuk tumbuhnya social commerce dan quick commerce masth besar.

    “Startup di sektor financial technology (fintech), software-as-a service (Baas), dan investasi juga masih punya potensi besar,” tambahnya


    Jefri R. Sirait, Ketua Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amasindo) mengatakan efisiensi adalah hal biasa dalam bisnis. Menjadi salah satu langkah ketiks memutuskan suatu gowth strategy. Fenomena ini juga jamak terjadi di model perusahaan konvensional.

    “Sehingga Amvesindo optimistis kondisi ini tidak akan mengubah pandangan para VC terhadap potensi startup di Indonesia. Efisien ini harus dimaknai secara positit. Selain itu, para startup di berbagai sektor masih punya kesempatan untuk melakukan perbaikan bagi negara ini di berbagai bidang.” tegasnya.

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    error: Content is protected !!
    × How can we help you?