Crawlability of JS

undercover.co.id/undercover-co-id-4/">undercover.co.id/">https://www.undercover.co.id/ Crawlability of JS, Framework Modern dan Dampaknya ke Indexing — checklist React/Vue/Next. Di dunia web modern, JavaScript bukan lagi sekadar bumbu tambahan. Dia udah jadi bahan utama. Dari startup fintech sampai e-commerce raksasa, hampir semua pakai framework modern kayak React, Vue, sama Next.js. Masalahnya, makin banyak JavaScript berarti makin besar kemungkinan web lo gagal di-crawl.

Lo mungkin mikir: “Kan Googlebot udah bisa render JS?” Yes, benar… tapi jangan terlalu percaya 100%. Rendering JS itu resource-heavy. Search engine kayak Google, Bing, bahkan AI-first engine kayak Perplexity atau You.com punya batas. Kalau halaman lo ribet, mereka bisa nge-skip, delay, atau gagal indexing.

Kenapa JS Jadi Masalah di SEO?

  1. Two-wave indexing
    Googlebot biasanya ngambil HTML dulu, terus render JS belakangan. Kalau ada konten penting cuma muncul setelah JS jalan, indexing bisa telat atau hilang.
  2. Crawl budget
    Render JS itu mahal. Bot harus alokasi resource lebih gede. Kalau website lo banyak page heavy JS, bot bisa prioritasin sebagian aja.
  3. Technical glitch
    Hal kecil kayak lazy load atau dynamic import bisa bikin konten gak muncul pas bot render.

Framework Modern = Double Edge Sword

  • React
    React populer, tapi default-nya client-side rendering. Tanpa SSR, bot cuma liat <div id="root"></div>. Konten asli muncul setelah JS jalan. Risiko indexing delay gede banget.
  • Vue
    Vue lebih ringan, tapi problem sama. Kalau pakai Nuxt (SSR), lebih SEO-friendly. Kalau SPA murni, indexing susah.
  • Next.js
    Next jadi golden boy karena bawa SSR & ISR (Incremental Static Regeneration). Ini bikin bot langsung dapet HTML siap render. Tapi tetap harus hati-hati, karena implementasi salah bisa bikin duplicate content (misalnya fallback pages).

Studi Kasus Nyata: Media Online Indonesia

Gue pernah liat kasus salah satu media online besar di Indonesia yang migrasi ke React. Traffic organiknya langsung drop 30% dalam 2 bulan. Kenapa? Karena ribuan artikel lama yang sebelumnya full HTML berubah jadi client-side rendered. Googlebot cuma dapet blank div, konten baru nongol setelah JS jalan. Crawl budget jadi kebuang.

Solusi mereka akhirnya:

  • Pindah ke Next.js SSR.
  • Deploy pre-render untuk page lama.
  • Implementasi dynamic rendering khusus bot.

Setelah itu, indexing kembali normal dan traffic balik naik.


Checklist Crawlability 2026

Kalau lo develop web modern, ini checklist biar indexing gak keteteran:

  1. SSR (Server-Side Rendering)
    Wajib kalau pakai React/Vue. Pake Next.js/Nuxt atau framework hybrid lain.
  2. Prerendering
    Untuk page statis (artikel, produk), generate HTML full dan serve ke bot. Bisa via tools kayak Prerender.io atau Vercel ISR.
  3. Lazy Loading bijak
    Jangan lazy load konten utama. Bot bisa gagal nge-load. Gunakan untuk gambar/video aja.
  4. Check Rendered HTML
    Selalu cek pakai “URL Inspection” di Google Search Console → lihat rendered HTML. Pastikan konten inti muncul.
  5. Dynamic Rendering (opsional)
    Serve versi HTML siap ke bot, versi JS interaktif ke user. Tapi hati-hati, Google udah bilang ini sementara, bukan solusi jangka panjang.
  6. Structured Data
    Jangan taruh schema di client-side aja. Pastikan ada di HTML awal.

baca juga

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *