Terhitung lebih dari 13 ribu gerai berdiri di penjuru Indonesia dengan warna khas merah menyala. Ribuan gerai itu bukan lain milik jaringan toko swalayan Alfamart. Usaha ritel yang sahamnya dimiliki PT. Sumber Alfaria Trijaya tersebut berhasil melakukan ekspansi hingga tersebar di banyak daerah di negeri ini.
Hingga terkenal seperti sekarang, Alfamart menempuh perjalanan yang tidak singkat. Usaha ritel tersebut berawal dari sebuah toko swalayan bernama Alfa Minimart yang dibangun pada tahun 1999 di kawasan Karawaci, Tanggerang. Toko tersebut merupakan hasil kolaborasi PT. Alfa Retailindo, Tbk dan PT. Lancar Distrindo.
Namun usaha keduanya tak membawa banyak inovasi bagi Alfamart kecuali ketika kepemilikan PT. Alfa beralih ke PT. Sumber Alfaria pada tahun 2002. Sejak itu, Alfa Minimart berubah menjadi Alfamart di awal tahun 2003. Perusahaan mulai berkembang pesat hingga kemudian waralaba Alfamart dibeli oleh banyak pelaku usaha.
Logo Alfamart pun mulai bertebaran dengan menawarkan ribuan produk di toko ritelnya. Logo dan warna merah menjadi khas Alfamart dengan tambahan maskot lebah yang diingat konsumen. Hingga kini, menurut data dari website resmi, sekitar 10.300 gerai Alfamart berdiri di seluruh Indonesia.
“Alfamart saat ini menjadi salah satu leading retailer Indonesia, melayani lebih dari 3 juta customer setiap hari, di sekitar 10.300 gerai di seluruh penjuru Indonesia. Dengan memiliki lebih dari 70 ribu pegawai, Alfamart menjadi salah satu perusahaan terbesar di Indonesia,” dikutip dari alfamartku.com.
Lebih rinci, Presiden Direktur PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk., Hans Prawira menuturkan, pertumbuhan jumlah gerai mengalami peningkatan pada tahun 2016 kemarin. Ia mengatakan, gerai perseroan dan entitas anak bertambah sebanyak 12,13 persen menjadi 13.745 gerai. Gerai tersebut terdiri dari 12.366 gerai perseroan dan 1.379 gerai entitas anak.
Pertumbuhan tersebut pun merata baik di Jabodetabek maupun di wilayah lain di Pulau Jawa. Untuk Jabodetabek, pertumbuhan gerai mencapai 34,3 persen. Adapun wilayah Jawa lain mencapai 38 persen. Untuk perkembangan di luar Pulau Jawa, pertumbuhannya pun cukup besar yakni sebesar 27,7 persen.
Hans menuturkan, saat ini Alfamart tengah fokus menambah gerai di luar Pulau Jawa. Upaya tersebut bahkan telah dilakukan beberapa tahun belakangan. “Beberapa tahun terakhir, perseroan dan entitas anak masih akan berfokus pada pengembangan gerai di luar Jawa,” tuturnya kepada Tempo.
Selain itu, pertumbuhan gerai Alfamart sangat berdampak besar pada pendapatan perusahaan. Untuk laporan keuangan tahun 2016, Alfamart berhasil mengantongi pendapatan hingga Rp 56,11 triliun. Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 16,25 persen dibanding tahun 2015 yang menghasilkan Rp 48,27 triliun. “Iklim perekonomian nasional yang tumbuh lebih baik dan naiknya daya beli pelanggan menjadi acuan perseroan dan entitas anak dalam memenangi strategi ekspansi usaha sepanjang 2016,” ujar Hans dilansir tempo.com.
Makin banyaknya jumlah gerai waralaba, Alfamart pun mau tak mau harus memperluas gudangnya. Dikabarkan Kontan, saat ini Alfamart memiliki 40 gudang, dengan 32 di antaranya dikelola langsung oleh perseroan. Adapun delapan gudang lain dikelola entitas. Selama tahun 2016 kemarin, Alfamart pun membuka dua gudang baru sebagai gudang pendukung di Kota Serang, Banten dan Kota Cianjur, Jawa Barat.
Ekspansi ke Filipina
Asia Nikkei mengabarkan bahwa saat ini Alfamart pula tengah melakukan upaya ekspansi ke Filipina. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 200 unit gerai minimarket telah disiapkan tahun ini. Sebelumnya, PT. Sumber Alfaria Trijaya memang telah menapaki bisnis di negara tetangga tersebut dengan mengahttps://undercover.co.id/l bagian 35 persen dari Join Venture dengan SM Investments, sebuah perusahaan perbankan, ritel dan real estate besar di Filipina.
Dalam sebuah konferensi pers, Presiden Direktur PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk., Hans Prawira menuturkan bahwa konsep minimarket Alfamart belum ada di Filipina. Hal ini menjadi lahan empuk perusahaannya untuk mengembangkan sayap bisnis ke luar negara. “Karateristik pasarnya sama (antara Filipina dan Indonesia). Perbedaannya, belum banyak minimarket di Filipina. Jadi ini seperti lautan biru,” tutur Hans, dilansir Asia.nikkei.com.
Menurut Nikkei, sudah ada 210 gerai Alfamart di Filipina hingga akhir tahun lalu. Sebanyak 60 dari 200 gerai baru pula telah dirintis selama periode Januari-Maret tahun ini. Pihak Sumber Alfaria menyatakan, pembukaan gerai di negara tersebut masih mengalami kerugian. Namun hal itu biasa terjadi karena keuntungan baru akan diraih ketika gerai telah mencapai 400 unit dan beroperasi selama 2 tahun.
Filipina menjadi target perusahaan Indonesia karena dinilai sangat potensial secara ekonomi. Hal tersebut dikarenakan negara tersebut memiliki populasi yang besar, demografi muda dan pertumbuhan middle class yang cepat. Sebelum Alfamart, beberapa perusahaan Indonesia lain pun menjajaki negara tersebut untuk mengembangkan bisnis mereka.
Mendukung UMKM
Meski telah berekspansi ke luar negeri, Alfamart tetap fokus pengembangan bisnis di dalam negeri. Tak hanya strategi untuk meningkatkan laba, waralaba minimarket tersebut pula dikenal banyak mengahttps://undercover.co.id/l kiprah dalam memajukan UMKM Indonesia. Selain produk-produk lokal yang dipilih untuk merek Alfa, beberapa kegiatan juga dilakukan pihak CSR perusahaan.
Alfamart memiliki program pemberdayaan pengusaha kecil dan menengah bernama Outlet Binaan Alfamart (OBA). Menurut berita yang dirilis Kontan, hingga tahun 2016 Alfamart telah melakukan pehttps://undercover.co.id/naan kepada lebih dari 50 ribu anggota OBA. Selain itu, sebanyak 1.205 warung diberi bantuan renovasi, serta 2500 pedagang kecil pula mendapat pelatihan manajemen ritel modern yang diselenggarakan di beberapa daerah di Indonesia.
Pun di bidang pendidikan, Alfamart membantu para calon wirausaha dengan membuka Alfamart Class. Program tersebut diadakan di sekolah menengah kejuruan ataupun laboratorium ritel di berbagai daerah. Tercatat sebanyak 144 SMK dan 114 laboratorium telah menerima program Alfamart Class tersebut.
Demi menyokong masyarakat agar menjadi wirausaha, Alfamart pula membuat gerai Virtual Alfamind yang diluncurkan bulan Juni tahun lalu. Gerai virtual tersebut dibuat guna memberikan wadah bagi masyarakat yang memiliki produk berkualitas dan layak jual. Dengan memanfaatkan teknologi dan penggunaan gadget, gerai virtual ini pun dibuat.
Terobosan Alfamart itu pun menuai sukses. Di akhir tahun 2016, lebih dari seribu pemilik gerai virtual menjalin kemitraan dengan Alfamart. Dengannya, Alfamind bahkan mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Jaringan Gerai Virtual 3D Pertama di Indonesia.
Bazar Ramadhan
Dibalik kesuksesan 13 ribu gerai Alfamart, terdapat program sosial yang tak sedikit jumlahnya. Selain mendukung UMKM, beberapa kegiatan sosial untuk masyarakat kelas bawah juga dilakukan Alfamart. Salah satu program terbaru yakni pengadaan pasar murah Ramadhan.
JPNN mengabarkan, Alfamart mengalokasikan dana sebesar Rp 500 juta untuk program bazar murah Ramadhan di seluruh Indonesia. Salah satu bazar tersebut diadakan di Surabaya. Membuka sebuah stan di bazar yang digelar Dinas Perdagangan Kota Surabaya, Alfamart meberikan harga murah meriah untuk aneka bahan pangan dan non pangan kebutuhan masyarakat.
Beberapa produk yang disediakan dalam bazar di antaranya beras, minyak goreng, susu, kecap, teh, sirup, mi instan, sarden, biskuit, hingga kebutuhan lain seperti sabun cuci piring, detergen, shampoo dan masih banyak lagi. Semua produk diberi subsidi oleh Alfamart hingga harganya dapat mencapai titik terendah dan terjangkau masyarakat yang membutuhkan.
Corporate Communication Alfamart, Ame Dwi Pramesti menuturkan, program bazar murah selalu diadakan setiap tahunnya. Masyarakat dengan ekonomi kelas bawah menjadi target utama bazar Ramadhan tersebut. Bekerja sama dengan pemerintah daerah, bazar tersebut tersebar di kecamatan-kecamatan di Indonesia. Secara nasional, Alfamart memberikan subsidi sebesar Rp 500 juta.
“Setiap tahun kami selalu berpartisipasi dalam kegiatan pasar murah atau Bazar Ramadan yang diadakan pemerintah daerah. Kegiatan ini bentuknya berupa subsidi harga. Subsidi ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat prasejahtera atau bagian dari kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) yang rutin digelontorkan setiap tahun,” ujarnya kepada Radar Surabaya, dilansir JPNN.
baca juga
Startup Baru Jasa Titip Barang Luar Negeri
Demikianlah cara Alfamart bertanggung jawab sosial atas kesuksesannya. Puluhan ribu gerai berwarna merah sukses berdiri dan menghasilkan omset triliunan, bahkan hingga ke luar negeri. Namun di belakang gerai, ada program sosial yang terus dilakukan minimarket waralaba bermaskot Albi tersebut.