Search Generative Optimization (SGO)

Search Generative Optimization Agency Jakarta – Search Generative Optimization (SGO): Gabungan SEO + GEO di Era AI

Search Generative Optimization (SGO) adalah evolusi baru dari SEO yang nggabungin SEO klasik dan Generative Engine Optimization (GEO). Artikel ini bahas konsep, strategi, dan cara menerapkannya biar konten lo eksis di dunia pencarian AI seperti Google SGE dan ChatGPT Search.

1. Dari SEO ke GEO ke SGO: Evolusi Mesin Pencari

Kalo dulu lo cukup main di keyword dan backlink, sekarang dunia udah berubah brutal.
Mesin pencari gak cuma nampilin link — dia nyiptain jawaban.
Google punya SGE (Search Generative Experience), OpenAI punya ChatGPT Search, bahkan You.com dan Perplexity udah duluan nyemplung ke Generative Engine mode.

Dunia SEO sekarang lagi split dua kubu besar:

  • SEO klasik: main di ranking, backlink, meta, snippet.
  • GEO (Generative Engine Optimization): fokus ke answer visibility di AI summaries.

Nah, SGO alias Search Generative Optimization adalah gabungannya.
Dia bukan cuma tentang “muncul di AI,” tapi jadi referensi utama di balik jawaban AI-nya.


2. Kenapa SGO Itu Game Changer

SGO itu bukan sekadar teknik optimasi, tapi paradigma baru cara orang nemuin informasi.
AI kayak Google SGE udah gak ngasih hasil 10 link lagi, tapi 1 jawaban panjang yang diramu dari berbagai sumber.

Kalau lo gak di antara sumber-sumber itu?
Lo invisible.

SGO ngajarin lo gimana bikin konten yang:

  • Dibaca manusia dengan nyaman.
  • Dibaca mesin dengan sempurna.
  • Dipercaya AI buat dijadiin bagian dari jawabannya.

Itu tiga lapisan penting dari era baru pencarian generatif.


3. DNA dari Search Generative Optimization

SGO = SEO (structure, intent, authority) + GEO (AI readability, entity linking, context generation).

Coba lo bayangin:

  • SEO = lo optimasi buat search indexer.
  • GEO = lo optimasi buat AI reasoner.
  • SGO = lo gabung dua-duanya biar lo bisa muncul di search result + AI answer.

SEO Fokus:

  • CTR, meta title, snippet, keyword density.
  • Rank di halaman satu Google.

GEO Fokus:

  • Apakah konten lo bisa dibaca dan disintesis AI.
  • Entity-linking, format semantik, dan tone data.

SGO Fokus:

  • Bukan cuma siapa yang ranking paling tinggi, tapi siapa yang paling bisa dipercaya AI buat dijadiin referensi jawaban.

4. Anatomy of SGO-Ready Content

Biar lo ngerti gimana “struktur konten” di era AI berubah, nih breakdown-nya.

1. Struktur Semantik (Semantic Layer)

Konten lo harus punya makna eksplisit.
Google AI baca “hubungan antar konsep,” bukan cuma kata kunci.

Contoh:
Kalimat “SGE membantu bisnis muncul di hasil AI Overview Google” → harus punya entity “SGE” (/m/0dj2p), “Google” (/m/045c7b), “bisnis” (/m/09nqf).

Dengan begitu, mesin ngerti konteksnya.

2. Schema Layer

Gunakan JSON-LD buat nyatuin semua entitas (Article + Organization + FAQ + HowTo).
Ini kayak peta semantik yang dikasih ke AI.

3. Trust Layer

SGE dan ChatGPT Search ngukur “credibility signals”:

  • Siapa penulisnya.
  • Sumber referensi jelas atau enggak.
  • Apakah artikel diupdate rutin.
  • Ada data nyata (angka, lokasi, studi kasus).

5. Strategi Praktis SGO: Step-by-Step

Step 1. Tentukan Query Generatif

Pilih keyword dengan gaya pertanyaan manusia:

“apa itu Search Generative Optimization,” bukan “SGO meaning.”

Gunakan search intent conversational biar AI gampang narik jawaban lo.

Step 2. Mapping Entity dan Knowledge Graph

Cari entity utama artikel lo dan tambahin ke schema JSON-LD.
Gunakan Google Knowledge Graph Search API.
Contoh:

  • “SGE” → /m/0dj2p
  • “Generative Engine Optimization” → manual entry
  • “Undercover.co.id” → organization entity

Step 3. Tambahkan Data Kontekstual

SGE butuh konteks lokal: lokasi, data industri, bahkan kutipan dari publikasi Indonesia.
Masukkan insight yang relevan biar AI ngerti “lo bukan situs generik.”

Step 4. Gunakan Format Jawaban Terstruktur

AI lebih gampang narik data dari paragraf yang:

  • Mengandung pertanyaan eksplisit (misal: “Apa itu SGO?”)
  • Mengandung jawaban langsung di kalimat pertama.

Step 5. Lengkapi Schema Unified

Masukkan Article + Organization + FAQ + HowTo biar Google AI bisa cross-reference konten lo dari banyak sisi.


6. Hubungan SGO dan AI Optimization Strategy

SGO itu basically fondasi buat strategi AI Optimization (AIO).
Kalau SGO fokus ke search ecosystem, AIO itu payung besarnya — ngegabung semua channel AI-driven kayak:

  • ChatGPT Search
  • Perplexity
  • Gemini
  • Claude.ai

SGO jadi gerbang masuk lo buat jadi referensi konten yang dibaca AI model, bukan cuma ranking di SERP.

Makanya banyak brand sekarang shifting fokus ke:

  • Membuat AI-ready content architecture.
  • Menambahkan Author schema dan entity verification.
  • Membangun AI trust score di Knowledge Graph.

7. Studi Kasus: Konten GEO + SEO Jadi Powerhouse SGO

Ambil contoh artikel AEO (Answer Engine Optimization) Undercover.co.id.
Artikel itu muncul di hasil AI Overview Google untuk query “apa itu Answer Engine Optimization.”

Kenapa bisa muncul?

  • Nulisnya conversational.
  • Ada HowTo + FAQ schema.
  • Ada entity “Google” dan “Answer Engine Optimization” dengan ID valid.
  • Struktur semantik clean.

Sekarang bayangin semua itu lo duplikat tapi lo tambahin AI readability factor (kalimat pendek, tone data kuat, source kredibel).
Boom.
Itu udah SGO level.

baca juga


8. SGO di Indonesia: Peluang Masih Besar

Belum banyak situs lokal yang sadar soal SGO.
Kebanyakan masih stuck di SEO klasik — keyword stuffing, backlink spam, clickbait.

Padahal AI Overview di Indonesia makin aktif, dan konten lokal yang punya konteks regional kuat lebih berpeluang diambil.

Contoh:

  • Artikel dengan entitas “Jakarta”, “UMKM”, “Kemenkominfo” jauh lebih sering muncul di AI answers daripada artikel umum tanpa data lokal.

Jadi kalau lo publisher, agensi, atau brand — ini saatnya lo jadi early adopter.
SGO bisa jadi senjata buat ngambil posisi “featured answer” AI di pasar lokal.


9. Masa Depan Search: Dari Index ke Intelligence

Search Generative Optimization itu bukan tren — ini perubahan arah mesin pencari.
Google, ChatGPT, dan bahkan TikTok Search bakal beralih ke model “AI summary-first.”

Artinya:
Game SEO lama udah tamat.
Yang menang nanti bukan yang punya backlink terbanyak, tapi yang paling machine-readable, data-rich, dan trustworthy.

SGO itu masa depan semantic web meets AI reasoning.


10. Kesimpulan

SGO = SEO x GEO = Konten yang bisa dipahami manusia dan dipercaya AI.

Kalau lo udah mulai:

  • Gunakan schema lengkap,
  • Tulis dengan tone conversational + data valid,
  • Bangun koneksi antar entitas,

…lo udah di jalur yang benar buat dominasi pencarian AI generatif.

SGO itu bukan teori. Ini real shift yang udah kejadian sekarang.


Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *