SEO Untuk Kelancaran Usaha Millenial

Undercoverco.idSEO Untuk Kelancaran Usaha Millenial , “Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia!” dengan perkembangan teknologi yang begitu masif dan pesat. Kemunculan internet beserta jajarannya pun mengubah hampir di seluruh aspek kehidupan.

Ga muluk-muluk rasanya kalo Bapak Ir.Soekarno aja sampai melontarkan kata-kata itu dalam pidatonya yang fenomenal. Jiwa muda yang identik dengan semangat berapi-api dan pemikiran yang kritis dan kreatif kerap kali melahirkan ide-ide segar yang bahkan sanggup mengubah tatanan dunia.

Bahkan dunia ini ga begitu besar rasanya karena semua kendali ada dalam genggaman. Udah ga ada lagi sekat ruang dan waktu karena semua bisa dijangkau kapanpun dan dimanapun.

Well, ngomongin teknologi, ga lengkap rasanya kalo kita ga bahas generasi milenial, yang sejak kemunculan pertama kalinya di Bumi sudah disambut oleh estafet kemajuan teknologi.

Terbukanya segala akses informasi dan literasi ini memungkinkan mereka untuk semakin leluasa mengeksplor kreativitas dan potensi dalam diri. Ga heran kalo julukan ‘tech savvy’ layak disematkan untuk generasi yang satu ini, sob.

SEO Untuk Kelancaran Usaha Millenial

Menilik catatan sejarah, istilah generasi milenial ini pertama kali dicetuskan oleh William Strauss dan Neil Howe pada tahun 1991 di dalam bukunya yang berjudul “Generations: The History of America’s Future, 1584 to 2069”.

Dua orang pakar demografi tersebut mendefinisikan milenial sebagai suatu generasi yang terdiri dari anak-anak yang lahir di tahun 1982 hingga 2004. Dengan kata lain, generasi milenial adalah sekelompok orang yang saat ini sedang berusia 19-41 tahun.

Perbedaan mencolok tampak pada preferensi dalam memilih pekerjaan. Orang tua kita jaman dulu menganggap menjadi karyawan tetap itu adalah sebuah kesuksesan. Bodo amatlah dimarahin bos tiap hari. Liburan sekeluarga mah omong kosong.

Pulang tepat waktu aja udah syukur-syukur. Yang ada malah kantung mata berlapis-lapis gara-gara lembur terus sampai pagi. Tapi gapapa, kan yang penting uang bulanan terjamin.

Nah, para milenial punya definisi sukses versi mereka sendiri, sob. Sebuah survey yang dilakukan oleh sebuah agen ketenagakerjaan, The Randstad, yang berbasis di USA menyatakan bahwa 38 persen generasi milenial enggan menetap di suatu pekerjaan yang membuat mereka tidak bahagia, dan lebih memilih untuk menjadi pengangguran.

Dengan kata lain, kaum muda mudi ini lebih memprioritaskan kebahagiaan mereka di atas pundi-pundi uang yang mereka hasilkan.

Gampangnya, para milenial tuh mau bilang, “Ngapain gaji tinggi tapi hidup sengsara?”

Kemunculan isu tentang kesehatan mental semakin membulatkan tekad para milenial untuk menuntut segala hak-haknya agar mencapai ‘mental yang sehat’. Ditambah lagi tren yang menyoroti tentang berbagai pilihan prinsip hidup yang belakangan ini banyak diperbincangkan.

Sebut saja seperti Ikigai, atau seni memaknai hidup ala orang Jepang. Prinsip hidup yang diciptakan oleh Akihiro Hasegawa tahun 2001 ini mengombinasikan empat komponen utama dalam hidup, yaitu passion, mission, vocation, dan profession dengan harapan agar dapat mencapai kehidupan yang benar-benar diinginkan.

 “Gapapa gue tampil beda, asalkan gue bahagia, bisa bantu orang lain, plus dapet cuan.”

Mungkin itulah yang terbesit di benak para milenial, dimana pada dasarnya mereka ini memang memiliki karakter yang berpegang teguh pada value-value tertentu.

Bahkan Strauss dan Howe juga mengatakan dalam bukunya bahwa generasi milenial ini memiliki empati yang kuat, baik dalam komunitas lokal maupun global. Selain itu, mereka juga percaya diri dan memiliki ambisi untuk meraih suatu pencapaian.

Karakter yang melekat pada diri generasi milenial inilah yang menjadi cikal bakal menetasnya perusahaan-perusahaan rintisan, atau disebut juga start up, lengkap dengan value-value khas yang mereka bawa.

baca juga

Bisnis yang juga mengusung tema high-technology , menuntut kreativitas tinggi, dan tentunya menerapkan konsep work-life balance ini banyak dilirik oleh para muda-mudi masa kini. Alhasil, ribuan start up pun menjamur subur di bumi pertiwi.

Kita ambil contoh PT Gojek Indonesia yang dirintis oleh Bapak Nadiem Makarim yang juga merupakan generasi milenial.

Dulunya, perusahaan yang menyediakan jasa angkutan berupa ojek ini hanya memiliki 20 pengemudi di awal didirikannya.

Mereka juga masih menggunakan call center agar bisa terhubung dengan para pelanggannya. Seiring berjalannya waktu, jumlah pengemudi Gojek terus bertambah. Tahun 2015, Gojek resmi merilis aplikasi yang berbasis Android dan iOS.

Bahkan start up raksasa ini pun juga telah merambah ke negara lain, seperti Vietnam dan Thailand, dan terus melebarkan sayapnya hingga sekarang.

Oke, itu cerita suksesnya. Apakah semua start up dijamin se-sukses itu?

Nyatanya, nggak juga, sob.

Banyak start up junior ataupun senior yang berguguran karena ketatnya persaingan. Apalagi makin kesini makin banyak milenial yang tertarik untuk menekuni bisnis ini. Makin banyak pula kompetitor di medan perang.

Mau gimana lagi? Tumbang dan bangkit emang udah jadi makanan sehari-hari di dunia start up, sob. Tinggal kita sanggup bertahan atau nggak.

Digital marketing menjadi salah satu amunisi mutakhir di tengah gempuran persaingan start up yang ga ada habisnya.

Pemanfaatan dunia maya sebagai sarana promosi ini dinilai lebih efektif dan efisien untuk menjangkau calon konsumen dengan cakupan yang jauh lebih luas dibandingkan dengan metode pemasaran konvensional pada umumnya.

Bahkan teknik satu ini secara tidak langsung bisa ‘menghipnotis’ orang-orang agar yang tadinya ga kepikiran mau beli, akhirnya memutuskan untuk beli produk kita.

Search Engine Optimization Untuk Generasi Pebisnis Millenial

Search Engine Optimization masih menjadi primadona di tengah maraknya digital marketing.

Sesuai namanya, strategi yang juga disingkat SEO ini mengoptimalkan penggunaan website melalui pemilihan kata kunci yang tepat dan data yang relevan agar bisa eksis di posisi pertama mesin pencari, seperti Google.

Teknik promosi yang digunakan pun berupa soft selling, dimana kita menyampaikan informasi-informasi yang memang dibutuhkan oleh calon pelanggan sembari disisipkan bumbu-bumbu promosi untuk menawarkan produk dagangan kita.

Masih inget ga salah satu karakter generasi milenial tuh gimana?

Mereka berpegang teguh pada value-value tertentu.

Sejalan dengan hal inilah, SEO menjadi wadah yang tepat bagi muda-mudi milenial untuk menonjolkan eksistensi start up-nya agar dikenal banyak orang sekaligus mengkampanyekan value-value yang mereka bawa.

Sebagai contoh, Budi merupakan pemuda milenial yang memiliki bisnis start-up berupa bank sampah berbasis aplikasi.

Cara kerjanya pun mudah. Para pelanggannya ga perlu repot-repot mengantarkan sampah-sampah mereka ke tempat Budi.

Mereka cukup mengaktifkan aplikasi, menunjukkan lokasinya dimana, maka otomatis Budi bersama teman-temannya akan mendatangi lokasi, dan mengambil sampah-sampah tersebut.

Tiap satu kilogram sampah itu nantinya dapat ditukarkan dengan sembako ataupun merchandise menarik lainnya sehingga pelanggannya pun merasa diuntungkan.

Sayangnya start up Budi ini belum lama berdiri. Keberadaannya pun belum banyak diketahui orang-orang.

Akhirnya dia menggunakan jasa SEO untuk mengkampanyekan pentingnya mengelola sampah dengan benar sekaligus mempromosikan program bank sampah miliknya.

Akhir kata, pada intinya, SEO ini emang cocok dan klop banget sama karakter generasi milenial dan tentunya bisa banget buat menaikkan profit bisnis start-up mereka, sob.

So, apakah kalian punya bisnis start-up juga?

Ingin menyuarakan sesuatu sekaligus menawarkan solusi berupa produk/jasa dari start up kalian?

Tenang, jawabannya ada di bawah ini. Tinggal klik aja link-nya, dan kalian bisa dapet layanan jasa SEO dari kami. Simple dan solutif kan.

Jadi, tunggu apa lagi? Langsung gas klik link-nya sekarang ya!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
× How can we help you?