Start Up Otoklix

Start Up Otoklix , Layanan Transparan Bagi Pelanggan

Di beberapa kasus di Indonesia, servis mobil seringkali menjadi satu masalah tersendiri, yang berakibat pada sebuah proses yang panjang dan rumit. Jika ingin menggunakan layanan dari jasa dealer resmi, biaya yang dibutuhkan cenderung tinggi.

Belum lagi antrean panjang yang siap menunggu. Namun, jika harus menggunakan jasa servis di bengkel-bengkel umum akan rentan dengan resiko penipuan, standarisasi produk yang kurang layak, serta pelayanan after sales yang kurang baik. 

Tidak sedikit dari bengkel umum di Indonesia yang hingga sekarang masih menggunakan cara lama ketika memproses transaksi, yaitu dengan memakai selembar kertas dan pulpen, dan dari segi pertumbuhan dan margin juga masih terbatas. 

Maka itu, hadirlah sebuah aplikasi yang dikhususkan bagi pemilik kendaraan yang memungkinkan penggunanya dalam membuat reservasi layanan dari bengkel umum terdekat yang ada dan dengan harga dan pelayanan yang standard.

Para pemilik mobil juga akan mendapatkan garansi penuh untuk setiap transaksi yang dilakukan di bengkel para mitra Otoklix, serta dapat melacak riwayat perbaikan dan perawatan kendaraan mereka melalui aplikasi yang ada tersebut.

Start Up Otoklix : Dari Hobi Menjelma Industri

Perjalanan berawal dari kegemarannya pada dunia otomotif sejak dari SMA dan hobi mengutak-atik mobil Honda Jazz yang ia miliki, Martin Reyhan Suryohusodo bersama dengan 2 sahabatnya yang menjadi co-founders Joseph Alexander Ananto dan Benny Sutedjo, sekarang berfokus menjalankan platform startup layanan otomotif pertama yang ada di Indonesia, yaitu Otoklix.

Lulus dari jurusan Finance and Accounting di Melbourne University, Australia, pria asli Surabaya ini pada awalnya berniat menggapai karir di bidang konsultan manajemen.

Mendapat karir profesional pertamanya di Catch.com.au, Martin akhirnya belajar tentang bagaimana memfasilitasi transformasi bisnis, terutama di ranah retail untuk bergeser dari offline ke online.

Walaupun dirinya sudah cukup lama menekuni bidang konsultan manajemen, Martin yang notabene lahir dari keluarga pengusaha itu selalu ingin memiliki jalur bisnis sendiri.

Akhirnya, dengan menggabungkan passionnya di bidang otomotif, di tahun 2019, Martin lantas menghubungi teman dekatnya, Joseph Ananto yang saat itu masih berkarya sebagai seorang aerospace engineer di negara Amerika Serikat. Awal mula ketertarikannya terhadap ide Martin akhirnya membawanya berfokus pada layanan otomotif di pasar online.

Joseph pun kemudian mengajak salah seorang kerabatnya, Benny Sutedjo yang sudah lebih dulu bergumul dengan bisnis otomotif, khususnya dalam bidang sparepart mobil selama kurang lebih 20 tahun. Lalu, di bulan Agustus 2019, Otoklix resmi rilis ke publik sebagai satu aplikasi layanan otomotif pertama di Indonesia yang dapat diandalkan.

Melihat potensi yang ada dengan cara memanfaatkan pangsa pasar di bidang kendaraan yang terus berkembang, platform aplikasi Otoklix memiliki tujuan untuk lebih memudahkan proses maintenance kendaraan bagi pemilik kendaraan.

Lewat Otoklix, pengguna dapat memesan layanan servis kendaraan di bengkel rekomendasi terdekat dan dapat menerima harga serta tingkat layanan standar. 

Selain itu, Otoklix juga memudahkan pengguna untuk dapat mengecek status kendaraan mereka secara real time saat melakukan servis.

Pengguna dapat dengan mudah melacak histori perbaikan dan pemeliharaan kendaraan mereka melalui aplikasi Otoklix, serta memastikan bahwa garansi sudah diberikan untuk servis yang dilakukan oleh bengkel-bengkel yang bekerjasama dengan Otoklix.

Pengguna Otoklix bukan hanya menyasar ke pemilik kendaraan saja. Otoklix pun melayani pelaku usaha bengkel dengan memberikan solusi berupa manajemen rantai pasok untuk kebutuhan sparepart otomotif.

Dengan layanan pengadaan semacam ini, Otoklix mengklaim bahwa terobosan mereka dapat banyak membantu bengkel-bengkel yang ada serta para konsumen bengkel untuk mendapatkan harga sparepart dan serta biaya servis yang lebih terjangkau.

Start Up Otoklix : Awal Mula Berkarya

Di awal-awal perjalanannya, Otoklix memiliki kurang dari 10 orang pegawai dan Martin yang secara organisasi menjabat Chief Executive Officer harus rela melakukan semua kegiatannya secara mandiri.

Mulai dari rekrutmenpegawai, mengunjungi bengkel-bengkel untuk kerjasama, mengirim barang ke bengkel, hingga kegiatan sales dan marketing pun sempat dilakukan sendiri oleh para founder startup Otoklix.

Dari sinilah, mantan karyawan di Ernst and Young tersebut memahami lebih jauh tentang apa yang sebenarnya diinginkan oleh para pelanggan, yaitu para pemilik kendaraan dan bengkel. Mengobservasi langsung ke lapangan merupakan hal yang sangat tepat karena dengan begitu Martin dan segenap timnya dapat terus mengevaluasi dan menegecek ulang tentang kebutuhan yang diperlukan oleh customer

Start Up Otoklix ; Pembenahan Yang Lahirkan Pendanaan

Berbekal kerja keras dan kerja cerdas, strategi yang dijalankan akhirnya membuahkan hasil yang baik. Dalam waktu yang cukup singkat, Otoklix berkembang dan berhasil membuat investor melirik pada aplikasi ini.

Di 2020, Otoklix terlibat menjadi salah satu peserta Sequoia India’s Accelerator Program Surge, yang akhirnya membuatnya mendapatkan pendanaan ventura senilai USD 2 juta dollar dari beberapa investor seperti GK-Plug, Play Indonesia, Kopi Kenangan Investment Fund 1, dan termasuk juga dari Steve Chen, yang merupakan co-founder YouTube.

Di tahun yang sama pun, Martin dan Joseph sempat mengantongi penghargaan ynag cukup bergengsi yakni “Forbes 30 Under 30″ untuk kategori entrepreneurship.

Terkait pendanaan untuk startup, Martin selaku Co-founder Otoklix sempat mengatakan bahwa jangan pernah menghalangi mimpimu hanya karena urusan permodalan, yang merupakan bukanlah segalanya di awal-awal merintis bisnis.

Meskipun begitu, ia tidak menampik pentingnya modal untuk pengembangan usaha di taraf lebih lanjut. Akan tetapi, pria kelahiran 1997 tersebut memiliki pandangan bahwa kepuasan pelanggan dalam sebuah kegiatan usaha adalah jauh lebih penting dibandingkan dengan urusan permodalan.

Dirinya juga mengatakan bahwa dalam hal suntikan modal dari investor, para pendiri startup harus selalu ingat bahwa poin utamanya adalah meyakinkan investor bahwa mereka adalah talent yang tepat untuk mendapatkan pendanaan tersebut, yaitu dengan membuktikan bahwa bisnis mereka telah memiliki produk yang tepat guna dan model operasi bisnis mereka sudah terbukti menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi.

Diprediksi bahwa pangsa pasar aftermarket mobil di Indonesia akan mengalami pertumbuhan yang cukup pesat hingga USD 15 miliar dengan kapasitas 20 juta mobil yang ikut menjadi bagian pasar industri di dalamnya di tahun 2025.

Hal ini menjadi salah satu motivai kuat Martin Reyhan Suryohusodo, Joseph Alexander Ananto, dan Benny Sutedjo untuk memulai jaringan aftermarket otomotif terbesar di wilayah Asia Tenggara.

baca juga

Dengan memiliki misi untuk menjembatani perbedaan antara pemilik kendaraan dan industri bengkel umum Indonesia yang terfragmentasi, Otoklix berani menawarkan transformasi pengalaman perawatan kendaraan untuk konsumen yang lebih baik dan melengkapi bengkel-bengkel yang ada dengan lebih meningkatkan visibilitas mereka, fokus untuk  penyediaan solusi bisnis melalui sebuah software, serta penghematan biaya terkait dengan pengadaan.

Selama kurang lebih satu tahun beroperasi, Otoklix telah sudah memberikan fasilitas servis untuk 10 ribu mobil per bulan di Indonesia dan dibantu penanganannya oleh lebih dari 100 mitra bengkel aktif yang ada.

Otoklix sangat yakin dan optimis bahwa saat ini sudah berada pada orbit pertumbuhan menuju terciptanya jaringan layanan aftermarket terbesar dan terpercaya di Indonesia, dengan mengantongi 20 juta mobil yang akan ikut andil menjadi bagian dari pasar besar aftermarket otomotif dalam lima tahun ke depan.

Kontak Start Up Otoklix

Address: Jalan Teuku Nyak Arief 1, Jakarta 12220 

Phone: 021 2930 6036

IG: instagram.com/otoklix/

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
× How can we help you?