Startup Akseleran, Mengusung Fleksibilitas

undercover.co.id– Startup, Mengusung Fleksibilitas, Akseleran menghadirkan skema pinjaman yang berbeda dari peer-to-peer (P2P) lending startup lainnya. Meski penuh tantangan, tahun ini mereka mematok pertumbuhan dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Pada Mei 2016, Ivan Tambunan bersama dua koleganya mendinkan PT Akseleran Keuangan Inklus Indonesia saat itu, mereka melihat peran perbankan masih belum bersahabat dengan usaha kecil dan menengah
(UKM). Pasalnya, dalam mangajukan pinjaman perbankan mewasbkan para pelaku UKM
setidaknya telah menjalare bisnis selama tig tahun dan memiliki at berupa tanah serta bangunan

Padahal, sebagian besar pelaku UKM belum atau tidak memiliki aset sesuai dengan persyaratan. Alhasil, banyak UKM tidak bisa mendapatkan pendanaan dari perbankan. Bila kondisi ini terus berlanjut, UKM yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian nasional, akan sulit berkembang dan naik kelas.

“Saya melihat UKM itu sebenarnya layak menerima pinjaman karena mereka punya
cash flow yang bagus. Cash flow mereka ini terus berputar seiring usaha yang terus mereka karjakan.

Makanya, kami membuat desain marketplace lending platform yang fokus pada hasil produk invoice dan pre order (PD) financing,” ujar van Tambunan, Chief Executive Officer (CEO) dan Co-Founder Akselera

Ivan mengatakan, selain dua produk unggulan tersebut, Akseleran memiliki produk lain berupa inventory financing dan online merchant financing. Biasanya pelanggan segmen tersebut merupakan para pedagang online di marketplace. Untuk skema kerjanya startup ini menjadi penghubung antara pemberi pinjaman (lender) dengan penerima pinjaman (borrower)

Akseleran membidik pelaku UKM sebagai penerima pinjaman untuk permodalan Para pelaku UKM bisa mengakses pendansan mulai dari Rp 15 juta hingga Rp 2 miliar. Setiap pengajuan pinjaman melalui

Akseleran borrower dikenakan bunga tetap sebesar 18% per tahun atau 1,5% per bulan.
Man menyebut untuk menjaga keberlangsungan model bisnis peer-to- peer (P2P) landing yang menyasar UKM ini diperlukan strategi yang tepat. Hal ini untuk meminimalkan adanya risiko non-performing Joan (NPL) yang tinggi. Untuk itu. Akseleran menyasar UKM dengan pendapatan per bulan setidaknya Rp 1 mil setelah tiga tahun beropera

“Tapi, semakin ke sini kami semakin malabarkan pangsa pasar. Kami juga mulai memberi pendanaan pads usaha dengan kategori mikro dan lebih kecil lagi ini disser melalui program parmership dengan ekosistem
digital yang disebut dengan online merchant financing. Termasuk, kerja sama dengan perusahaan-perusahaan konvensional yang
disebut dengan supply chain financing.”


Salah satu kelebihan Akseleran dibandingkan dengan para pesaingnya adalah kemampuan menekan NPL, Saat ini angka NPL startup Ini sangat rendah, yakni 0,06% dari total pijamannya. Hal itu dapat terjadi karena Akseleran menerapkan skema asuransi kredit yang dapat meng-cover 99% dari total NPL. Dengan adanya manajemen risiko (risk manalement) yang superior dapat memberikan Jaminan keamanan bagi lender yang akan memberikan pinjaman.


Keunggulan lainnya adanya user experience yang sangat baik bagi lender el maupun institu. Bahkan, semus orang yang telah memiliki penghasilan tetap dapat menjadi lender bermodalkan kartu tanda penduduk (KTP). Para pemberi pinjaman itu dapat menyalurkan dana melalui Akseleran mulai dari nominal terkecil, yakni Rp 100 ribu.

“Untuk monetis, kami tidak mengambil bunga karena hanya menghubungkan antara penerima dan pemberi pinjaman. Tapi, dari setiap transaksi, kami mendapatkan fee dar borrower, yaitu persentase jumlah pinjaman dan ada juga fee dari lender,” ujarnya.

Sistem Pinjaman
Dalam menyalurkan pinjaman, Akseleran sangat memahami kabubuhan pasar yang dibidik, yaitu UKM. Sebagian besar dan mereka membutuhkan pinjaman sesuai dengan kebutuhan modal untuk menggarap proyek selanjutnya. Sehingga keuntungan yang ditawarkan dalam mengajukan pinjaman adalah adanya fleksibilitas pembiayaan.


Ivan menjelaskan, para pelaku UKM yang mengajukan pembiayaan berdasarkan
PD financing dan invoice financing dapat menikmati kredit yang disesuaikan dengan
kebutuhan atau waktu pekerjaannya. Dis mencontohkan, apabila ada pelaku usaha yang membutuhkan bantuan modal hanya untuk tiga bulan sesuai dengan masa kerja, mereka dapat mengajukan pinjaman dengan tenor selama tiga bulan Nasabah juga hanya dibabankan biaya sesuai dengan pinjaman beserta bungarya saja.

“Tenomya bisa fleksibel mengikuti pekerjaannya, tidak harus satu tahun atau dua tahun. Misalnya, mereka butuh dua bulan, ya. cukup membayar dua bulan saja,” sambungnya. Cara tersebut diklaim berbeda dengan produk-produk yang ditawarkan oleh para pessing Akseleran.

Sebab, biasanya pemain lain telah menetapkan jangka waktu pembayaran disesuaikan besaran pinjaman dan cicilan yang dibayarkan. Sehingga pelaku UKM membayarkan pinjaman modal bisa melebihi waktu pengerjaan proyek

“Kami mengedepankan fleksibilitas pinjaman pada setiap produk dan yang paling penting adalah tanpa agunan dalam bentuk fixed asset.


Jadi, ini benar-benar produk yang dibuat untuk merryssar UKM agar mereka bisa naik kelas yang ujungnya pada peningkatan ekonomi nasional,” katanya.


han mengklaim, melalui skema model bisnis tersebut, Akseleran bisa menank lender borrower, hingga investor. Saat ini, Akseleran telah meraih pendanaan Seri A sebesar US$ 10 juta atau setara Rp 145 milar (kurs Rp 14.505 per US$). Suntikan dana segar itu ditargetkan akan terus bertambah hingga Seri B dalam waktu dekat.

Hingga sekarang, P2P lending startup ini telah memiki 180.000 pemberi pinjaman. Mereka terdiri dan lender perseorangan hingga institusi jasa keuangan, seperti BCA, BRI, Mandir, OCBC, dan lain sebagainya Sedangan dari sisi borrower, minat pelaku LIM melakukan pinjaman di Akseleran tercermin dari jumlah kucuran dana yang telah disalurkan. Selama lima bulan pertama tahun 2022, Akseleran mampu menyalurkan pinjaman sebesar Rp 1.1 tun

baca juga


    *Tahun 2022, kami optimistis bisa menyalurkan pinjaman tumbuh dus kali lipst atau di angka Rp 3,8 trilun, Memang, tahun ini tantangannya cukup besar. Adanya, kenakan suku bunga acuan The Fed dan inflasi di atas 5% di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. kemungkinan bisa berdampak ke Indonesia. Tapi, kami sangat yakin bisa mencapai target,” katanya


    Keyakinan van bisa merah target pertumbuhan yang ditetapkan bukan asal asalan, Melainkan, berdasarkan kondisi pasar yang masih terus menggeliat. Apalagi UKM terbukti memiliki daya tahan yang sangat tangguh dalam menghadapi krisis ekonomi pada tahun 1998.

    “Pencapaian kuartal pertama tahun 2022 tumbuh lebih dari 90% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Kami masih dalam jalur untuk mencapai pertumbuhan duskal lipat,” pungkasnya

    Untuk monetisasi, kami tidak mengambil bunga karena hanya menghubungkan antara penerima dan pemberi pinjaman.

    Ivan Tambunan
    Chief Executive Officer (CEO) dan Co- Founder Akseleran

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    error: Content is protected !!
    × How can we help you?