undercover.co.id – Startup KolamKita , Hadir Untuk Atasi Kelangkaan Ikan Air Tawar , Kedatangan industri rintisan (startup) perikanan sanggup menolong nelayan serta membagikan nilai tambah untuk produk perikanan. Saat ini ada lebih dari 700 startup perikanan di Indonesia.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Departemen Perikanan serta Kelautan (KKP) Slamet Soebjakto berkata kedudukan startup yang didominasi kalangan milenial sangat sentral terutama kontribusinya dalam mendesak mata rantai sistem penciptaan perikanan yang lebih efektif.
Ia mengatakan kedudukan startup sangat sentral, paling utama dalam mendesak daya ungkit nilai tambah ekonomi untuk para pembudidaya ikan. Donasi nyata tersebut tampak dari kedudukannya selaku penyangga pasar lewat jejaring market online (e- commerce) utamanya sepanjang masa pandemi Covid-19.
Pada postingan kali ini Anda akan memahami lebih dekat dengan startup KolamKita yang bergerak di bidang perikanan. Rasyidin Caniago merupakan CEO dari KolamKita , mahasiswa Jurusan Akuakultur, Fakultas Pertanian UGM. Walaupun baru dibangun pada tahun 2017 lalu, KolamKita sudah sukses mempunyai prestasi di kancah internasional.
Rasyidin bersama regu KolamKita pada tahun 2018 lalu sukses memperoleh gold medal serta special award dari negara Polandia pada suatu ajang kompetisi internasional yang diadakan oleh National Research and Council of Thailand (NRCT).
Tidak hanya itu, pada tahun 2019 KolamKita pula pernah mengikuti suatu event internasional yang bernama StartupTurkey di Istanbul, Turki.
Rasyidin mengatakan awalmula terjadinya startup KolamKita ini. Berawal dari mimpi yang coba direalisasikan, bersama 2 orang teman-temannya, Rasyidin berupaya mengawali mendirikan bisnis terpaut perikanan lewat KolamKita.
Dikutip dari web startup KolamKita layanan yang ditawarkan terdiri dari 3 pokok utama ialah sediakan bermacam tipe ikan air tawar dengan mutu prima, sediakan kebutuhan serta paket budidaya ikan, berikan peluang pembudidaya buat jadi mitra, dan sediakan jasa marketing ikan pasca panen.
Hadirnya startup KolamKita awal mulanya bertujuan untuk mempermudah segala hal yang berkaitan dengan budidaya perikanan. Tetapi, bersamaan berjalannya waktu, dengan melihat keadaan di lapangan kesimpulannya kita hadapi banyak pergantian dalam segi bisnis serta sebagainya,” ungkap laki- laki yang pula member dari Akapres UGM.
Sepanjang kuliah di perikanan umumnya dia cuma menggagas suatu ide tanpa melihat keadaan langsung di lapangan seperti apa. Serta sehabis dilihat di lapangan nyatanya sangat berbeda dengan apa yang diharapkan. Sehingga dari sana startup KolamKita berganti dari yang general jadi lebih yang khusus. Yang tadinya mau menanggulangi seluruh kasus terpaut budidaya perikanan saat ini lebih khusus.
Seperti yang diketahui kehadiran dari KolamKita ini mempunyai tujuan mau mengurangi ataupun menepis berbagai kasus kelangkaan ikan yang terjadi di dunia perikanan. Jadi kelangkaan produk tersebut coba kita tangani dengan metode mencari banyak supplier di Yogyakarta serta pula kita mencari siapa yang akan jadi buyer,” jelasnya.
Rasyidin menambahkan, beberapa bulan terakhir ini saat sebelum pandemi terjadi, KolamKita pernah mendistribusikan ikan kepada buyer retail seperti pelakon usaha makanan seperti restoran dan sebagainya.
Sehabis dijalankan beberapa bulan, Rasyidin mengaku mendapatkan sebagian permasalahan antara lain ialah, terpaut keadaan dari pendistribusian di Yogyakarta itu sendiri.“ Jadi sesungguhnya di Jogja itu terdapat banyak sekali layer-layer yang wajib dilewati kala akan mengawali suatu usaha”.
“Pada awalmula berdirinya paltform KolamKita, memang sudah banyak ditemui para pemain lama yang berada di bisnis perikanan. Dan mereka ini diketahui mempunyai modal lumayan kuat. Saat itu kami masih jadi mahasiswa, serta perihal itu jadi hambatan sebab kita tidak dapat bersaing dengan modal. Kesimpulannya kita pivot lagi, dari yang awal mulanya bergerak di bidang distribusi barang berganti ke ranah yang sangat bawah di perikanan ialah di bidang pengolahan,” imbuhnya.
Di ranah pengolahan ini KolamKita melaksanakan pendistribusian benih. Sebabnya ketika terjadi kelangkaan, perihal itu diakibatkan benih yang menurun serta pendistribusiannya tidak menyeluruh.
“ Jadi perlu diketahui kalau permasalahan yang terjadi itu bukan karena banyaknya konsumsi akan ikan tetapi pada kelangkaan benih yang terjadi pada ikan air tawar. Bila saat ini benih sangat jarang, hingga 3 bulan kedepan itu tentu ikan tidak ada,” ucapnya.
Nyatanya pendistribusian benih ikan itu tidak dapat sembarangan. Rasyidin berkata terdapat sebagian rangkaian perihal yang perlu dicoba semacam melaksanakan karantina, melaksanakan pengecekan kesehatan ikan.
Saat ini starup KolamKita telah berkomitmen dengan kurang lebih 30 pimpinan kelompok pembudidaya ikan yang terdapat di Yogyakarta serta Karanganyar. Regu KolamKita juga telah mulai tumbuh dari yang awal mulanya 3 orang saat ini terdapat 8 orang yang berasal dari bermacam latar bidang yang berbeda.
Ada pula tipe produk ikan air tawar yang didistribusikan KolamKita yaitu berbentuk benih ataupun ikan buat dikonsumsi. Jenisnya antara lain ialah ikan gurame, ikan lele, ikan gabus, ikan nila, ikan patin, serta ikan bawal. Sepanjang ini pendistribusian ikan yang dicoba masih dekat Pulau Jawa.
“ Sepanjang ini masih Pulau Jawa aja. Jika di luar Jawa belum ada. Baru prospek saja sebab untuk membangun transnya ini cukup perlu waktu juga”, pungkas Rasyidin.
Selaku pengelola di startup KolamKita, dia mengatakan harapannya supaya transparansi pendistribusian perikanan jelas. Sehingga bila nanti terdapat panen raya, distribusi ikan bisa berjalan dengan baik. Jadi tidak terdapat lagi sebutan kelangkaan ikan serta peningkatan harga ikan.
Ukiran Prestasi Para Pendiri KolamKita
4 mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil bawa medali emas dari Ajang Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation, and Technology Exposition yang diselenggarakan pada 2-6 Februari di Thailand. Tidak hanya itu, mereka pula menemukan special award dari Polandia.
Mereka merupakan Sahala Wahyu Wardana serta Ema Nur Afifah dari Fakultas MIPA dan Kharirotul Suhaila serta Rasyidin Caniago dari Fakultas Pertanian. Mereka berhasil menemukan penghargaan berkat platform kolamkita.com.
Kolamkita merupakan platform yang bermanfaat buat tingkatkan budidaya ikan air tawar di Indonesia. Platform ini dibesarkan dengan teknologi modern aquaculture. Kolamkita mempunyai 3 layanan utama, ialah sediakan data budidaya ikan yang valid serta terbaru, sediakan kebutuhan serta paket budidaya ikan, dan sediakan jasa pemasaran ikan pasca panen.
Awalmula mereka mempunyai ide untuk membuat platform ini merupakan sebab rasa keprihatinan mereka terhadap warga sekitar yang sesungguhnya banyak berminat buat membudidayakan ikan air tawar namun masih sedikit ilmu budidayanya. Tidak hanya itu, warga pula masih kebingungan perkara terpaut lahan budidaya serta penjualan pasca panen.
baca juga
Kasus tersebut menggugah Sahala serta rekan- rekannya buat meningkatkan suatu platform yang bisa jadi wadah buat mempermudah warga dalam perkara budidaya perikanan.
“Jadi dalam platform ini kita sediakan segala kebutuhan budidaya ikan mulai dari data budidaya, konstruksi kolam, benih ikan, pakan, sampai market buat menjual produk hasil budidaya,” jelas Sahala.
Saat ini platform kolamkita masih dalam sesi pengembangan. Startup kolamkita ini mulai rilis pada pertengahan 2018.