undercover.co.id/undercover-co-id-4/">undercover.co.id/">Jasa SEO Jakarta – Zero Waste SEO, Content Pruning untuk Authority yang Lebih Kuat , SEO modern itu udah kayak dunia fashion: ada tren yang naik, ada yang turun, dan ada yang basi. Dulu logikanya makin banyak artikel makin bagus, makin sering update makin dianggap “aktif” sama Google. Tapi di 2026, strategi nambah konten tiap hari udah gak efisien. Justru bisa jadi toxic.
Yang lagi panas sekarang adalah Content Pruning. Bukan sekadar hapus artikel lama, tapi ngelakuin pembersihan sistematis biar situs lo lebih ramping, lebih kredibel, dan authority-nya makin kuat. Zero Waste SEO: semua yang gak punya value dibuang, yang punya potensi dioptimasi.
Kenapa Harus Pruning?
- Crawl Budget Terbuang
Googlebot itu kayak orang lagi belanja. Kalau halaman lo kebanyakan, apalagi isinya tipis, Google bisa buang waktu crawl di page gak penting. Dampaknya? Page penting lo malah gak kebaca. - Thin & Outdated Content
Artikel 2018 yang ngomongin SEO trik “meta keyword” jelas udah basi. Daripada bikin brand lo keliatan jadul, mending direvisi atau dipangkas. - Content Cannibalization
Kalau ada 10 artikel lo bahas topik mirip, Google bingung mana yang harus diranking. Akhirnya semua nanggung, gak ada yang dominan. - User Trust
User makin pinter. Kalau mereka nemu artikel basi atau tipis, trust langsung drop. Authority lo runtuh.
Mindset Zero Waste SEO
Bukan berarti semua artikel lama harus dihapus. Prinsipnya: retain, refresh, remove.
- Retain: kalau kontennya evergreen, relevan, dan masih ranking bagus.
- Refresh: kalau topiknya bagus tapi datanya outdated.
- Remove: kalau artikelnya gak relevan, gak ada traffic, dan gak punya potensi backlink.
Step-by-Step Content Pruning 2026
1. Audit Konten
Gunakan tools kayak Google Search Console, Ahrefs, atau Screaming Frog buat mapping semua URL. Lihat: traffic, backlink, CTR, ranking.
2. Kategorisasi Konten
- Performer: ranking bagus, traffic stabil → biarin.
- Potential: ranking nanggung (page 2–3), konten outdated → refresh.
- Deadweight: gak ada traffic, gak ada backlink, topik basi → remove atau redirect.
3. Refresh Konten Potensial
Artikel tahun 2020 tentang “E-commerce SEO” bisa di-update jadi 2026 edition. Tambahin data baru, contoh kasus terbaru, dan optimasi on-page sesuai Core Web Vitals.
4. Remove atau Consolidate
Kalau lo punya 5 artikel bahas “tools SEO terbaik”, lebih baik gabungin jadi 1 ultimate guide, lalu redirect 301 semua artikel lama ke halaman baru itu.
5. Monitoring Setelah Pruning
Banyak orang panik begitu hapus artikel, takut traffic drop. Faktanya, sering banget authority domain naik setelah pruning karena sinyalnya lebih fokus.
Kasus Nyata
Di 2024, ada publisher di Indonesia yang punya 15 ribu artikel. Tapi 80% gak ada traffic sama sekali. Setelah mereka pruning (hapus 9 ribu artikel, gabungin ratusan jadi guide besar), traffic organik naik 40% dalam 6 bulan. Kenapa? Karena Google akhirnya gak buang waktu di konten sampah.
Tools Buat Pruning
- Google Search Console: liat halaman mana yang gak ada impression.
- Ahrefs / SEMrush: deteksi cannibalization & backlink.
- Screaming Frog: cek status kode, internal linking.
- Analytics: lihat dwell time, bounce rate.
baca juga
