5 Temuan Utama Tentang Apa yang Sebenarnya Diinginkan Pembeli

undercover.co.id/undercover-co-id-4/">undercover.co.id/">SEO Agency JakartaMasa Depan Pencarian: 5 Temuan Utama Tentang Apa yang Sebenarnya Diinginkan Pembeli

Jadi, ada yang sadar nggak sih? Cara orang cari barang atau layanan di internet sekarang tuh udah beda banget! Dulu, cukup pakai Google dan muncul deh jawaban. Sekarang? Pencarian itu jadi jauh lebih kompleks, lebih pintar, dan nggak cuma berdasarkan kata kunci aja. Pembeli sekarang tuh lebih pinter, mereka pakai teknologi AI, voice search, dan malah bisa beli lewat percakapan langsung tanpa harus ngunjungin website. Terus gimana, dong? Apa yang sebenarnya mereka butuhin dan cari? Itu yang akan gue bahas di artikel ini.

Ini dia temuan penting yang wajib lo tau kalau lo pengen tetap relevan di dunia pemasaran pencarian yang berubah cepat ini.

1. Peringkat Tinggi Gak Cukup Bikin Lo Nampak

Dulu kalau lo ada di posisi pertama di Google, itu udah jadi kemenangan. Tapi sekarang? Jangan berharap cuma peringkat yang tinggi bakal bikin bisnis lo kelihatan. Kenapa? Soalnya, banyak banget teknologi yang sekarang bisa ngeinterupsi pembeli sebelum mereka sampai ke website lo. Misalnya, ringkasan AI, asisten suara, atau platform-platform yang langsung kasih jawaban tanpa perlu buka banyak halaman.

Dulu lo cuma butuh “SEO banget”, sekarang lo harus mikirin gimana konten lo bisa dipahami sama AI. Ada riset yang nunjukin, AI tuh lebih suka format yang jelas dan langsung ke poin, kayak tabel atau list, dan jawaban satu kalimat. Bahkan, cuma sekedar nyantumin kata kunci yang tepat aja nggak cukup buat ngerank. Jadi, pastiin konten lo terstruktur dengan cara yang bisa dibaca sama mesin-mesin pintar ini. Jangan sampai konten lo bagus tapi gak terdeteksi dengan baik sama AI.

2. Banyak Konversi yang Terjadi di Luar Layar

Lo pikir klik dan views aja yang penting buat mengukur keberhasilan kampanye pemasaran? Eits, salah besar! Banyak banget konversi yang sebenarnya terjadi di luar layar, yang nggak kelihatan di analitik. Misalnya, pembeli yang ngelakuin panggilan telepon, ngirim SMS, atau bahkan ngobrol langsung dengan tim sales lo. Hal-hal ini seringkali nggak terhitung dalam atribusi konversi, padahal punya peran besar dalam pengambilan keputusan mereka.

Contohnya ada perusahaan yang hampir 90% konversi mereka datang lewat panggilan telepon dari Yelp, yang mereka nggak lacak sebelumnya. Ada juga yang nyatain bahwa booking janji temu mereka melonjak setelah mereka nyambungin pencarian organik dengan panggilan telepon, bukan klik. Jadi, jangan cuma liat data klik, tapi coba juga perhatiin interaksi langsung yang nggak terlihat.

3. Mendengarkan Pembeli Itu Lebih Penting Daripada Menebak

Sekarang tuh kita punya akses lebih banyak ke masukan langsung dari pembeli. Tapi sayangnya, banyak banget yang nggak dipake. Coba deh liat transkrip panggilan telepon, log chat, atau bahkan panggilan dukungan pelanggan. Itu tuh berisi bahasa yang sebenarnya digunakan oleh pembeli buat ngejelasin masalah mereka atau cari solusi. Kalo lo mau lebih efektif, coba deh dengerin apa yang mereka omongin, dan pake itu buat ningkatin cara komunikasi lo.

Contoh sederhananya, ada agen pemasaran yang berhasil ningkatin leads berkualitas mereka sampai 67% cuma dengan ngebaca transkrip percakapan pelanggan yang ngomongin layanan mereka. Ini bukti nyata, kan? Lo nggak cuma ngandelin asumsi lagi, lo bisa pake data langsung dari pelanggan buat ningkatin kualitas kampanye pemasaran lo.

baca juga

4. Iklan Berbayar Itu Baru Efektif Kalau Sesuai Sama Semua Hal

Perilaku pencarian tuh nggak linear, dan perjalanan pembeli juga nggak gitu-gitu aja. Lo pikir orang cuma klik iklan berbayar dan langsung beli? Nggak semudah itu. Pembeli sering banget loncat-loncat antara hasil pencarian organik, iklan berbayar, dan saran dari AI dalam sesi yang sama. Kampanye yang sukses biasanya yang konsisten dengan bahasa dan nilai yang mereka tawarkan di setiap titik sentuh.

Jadi, iklan berbayar lo harus nyesuain dengan apa yang mereka cari. Misalnya, lo bisa tarik bahasa yang mereka pake di chat atau telepon, terus bangun halaman arahan yang sesuai dengan tahap pengambilan keputusan mereka. Jangan lupa, setelah klik, lo juga harus mikirin apa yang terjadi selanjutnya. Ini lebih dari sekadar jualan.

5. Model Atribusi Sekarang Udah Ketinggalan Zaman

Pernah nggak lo denger soal atribusi “klik terakhir”? Itu tuh udah nggak relevan lagi, bro. Kenapa? Soalnya, kebanyakan atribusi masih nganggep konversi itu terjadi cuma di satu perangkat aja, padahal kenyataannya, orang bisa aja nemuin brand lo lewat cuplikan pencarian AI di desktop, terus nge-klik link itu di Slack, dan akhirnya nelpon tim sales lo lewat iPhone mereka setelah buka halaman lo di mobile.

Pemasar yang cuma ngandelin atribusi klik terakhir bakal dapet data yang nggak lengkap, bahkan bisa menyesatkan. Jadi, udah waktunya lo beralih ke model atribusi yang lebih realistik, yang nyambungin data dari banyak perangkat dan aktivitas offline. Ini bukan soal ngelacak lebih banyak, tapi soal ngambil keputusan yang lebih pintar berdasarkan data yang bener-bener penting.

Kesimpulan: Pikirkan Ulang Tentang Pencarian, Pikirkan Ulang Tentang Pembeli

Kita udah ngomongin banyak hal di sini, kan? Soal gimana cara pencarian berubah, gimana cara pembeli berubah, dan gimana pemasaran harus beradaptasi. Tapi yang paling penting, lo harus ingat bahwa di balik semua metrik itu, ada orang yang lagi bikin keputusan. Pemasar yang sukses itu bukan cuma ngejar peringkat atau klik, tapi mereka bener-bener ngerti gimana cara orang berpikir, nyari informasi, dan akhirnya mengambil tindakan.

Ini bukan soal teknik SEO atau iklan berbayar doang. Ini soal ngebangun hubungan yang lebih dalam sama pembeli lo, ngebaca kebiasaan mereka, dan ngebantu mereka nyampe ke keputusan yang mereka butuhin dengan cara yang lebih cerdas dan humanis. Jangan takut buat berubah, karena masa depan pencarian udah di depan mata.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *